found Your self with your brain

Kamis, 15 Maret 2012

hilangnya dua anak raja (naskah drama)

Hilangnya dua anak raja
Cast:
-          Rajo mudo
-          Pangeran Ba’es
-          Kakek tua
-          Putri serindang khayalan
-          Ratu Gadi
-          Ratu selayang
-          Pelayan putri
-          Setan

Synopsis         :
              Alkisah, disuatu tempat di tanah rejang, hiduplah dua anak raja. Mereka ialah pangeran ba’es dan putri serindang khayalan. Mereka ialah anak rajo mudo. Penguasa tanah rejang pada saat itu. Awalnya, kehidupan keluarga kecil penguasa rejang itu, berjalan dengan indah. Namun, semua berubah, ketika Ratu Gadi meninggal dan di gantikan ratu Selayang.

SCENE 1
Setting:  Flash Back (di taman tempat kediaman pangeran ba’es dan putri serindang khayalan) raja bolak balik sambil marah-marah lalu menangis.
Rajo Mudo          : dimana anak-anak ku Selayang?
(marah & membentak)
Ratu Selayang    : aku tak tau tuanku raja. Sumpah, aku tidak tau kemana pangeran dan putri pergi yang mulia. Mereka memang nakal dan susah diatur !
Rajo mudo          : tak usah kau banyak alasan ! kau pasti mengusir mereka selama aku tidak ada !!!
Ratu Selayang    : aku berani bersumpah tuanku rajo. Aku tidak melakukan itu.
Rajo Mudo          : lalu kenapa mereka pergi selayang? Mereka tak pernah seperti ini sebelumnya. (Raja terduduk dan menundukkan kepalanya)
Ratu Selayang    : mereka sudah besar tuanku rajo. Sudah sepantasnya mereka mengembara (merayu raja dan menenangkan Raja)
Rajo Mudo          : oh anakku, teganya kalian meninggalkan ayah sendiri seperti ini anakku ! kembalilah nak, ayah merindukan kalian. Anakku. Anakku. (Berteriak seperti menangis)
*layar tertutup*

SCENE 2
Setting               : berkumpul di taman tempat kediaman pangeran dan putri. Pangeran dan putri sedang membuat syair. Sementara ratu gadi dan rajo mudo, sedang asyik berbicara.
Ratu gadi            : lihatlah tuanku rajo, anak-anak kita tumbuh dengan baik.
Rajo mudo          : benar Gadi. Mereka tak kekurangan apapun disini. Mereka juga memiliki akhlak yang baik. Tidak sombong dan rajin. (putri mengintip pekerjaan pangeran dan ingin melihatnya)
Putri                    : kakak, bolehkah aku melihatnya kak?
Pangeran             : ah tidak, aku lihat dulu milikmu. Baru nanti kau boleh melihat pekerjaan ku.
(pangeran merebut kertas putri dan memperlihatkannya pada ibunya)
Pangeran             : lihatlah ibu, pada yang dibuat adikku.
Ratu Gadi           : apa yang dibuat adikmu pangeran?
Pangeran             : (membacakan syair adiknya) ketika bunga melayang jauh.
                            Hingga merayap masuk ke sanubari.
                            Lekukan kasihmu merengut masuk ke hatiku.
                            Kehangatan seorang ibu.
Ratu Gadi           : ini seperti bukan syair.
Putri                    : aku tidak pandai membuat syair ibu. (merajuk)
Ratu gadi            : yah, taka apa-apa. Kata-katamu cukup bagus nak. (mengelus kepala putrinya, dan membiarkan putrinya tidur din pangkuannya. Sementara raja dan pangeran hanya tersenyum)
Rajo mudo          : bagaimana syair buatanmu pangeran?
Pangeran             : aku malu ayah. Ini bercerita tentang seorang gadis.
Ratu gadi            : benarkah? Siapakah gadis itu nak?
Pangeran             : seseorang bu, dia ku temui dipasar tadi pagi.
(tiba-tiba ratu memegang dadanya dan sesak nafas)
Rajo mudo : kenapa kau gadi? (ratu tak bisa menjawab)
Putrid dan pangeran : ibu, ibu kenapa? Ibuu… ibuuu.. (sambil menangis)
Ratu                    : aa..akkkuuu…aaaa….aaakkkuuuuu (pingsan)
Rajo                     : gadi,gadi,gadii..
*layar tertutup*

SCENE 3
Pangeran dan putrid duduk di depan taman.
Putrid                  : kakak, seandainya ibu masih ada, tentunya saat ini kita sedang berkumpul disini.
Pangeran             : (raja masuk diam-diam ) benar adikku. Betapa indahnya saat itu dulu. Mengapa ibu pergi begitu cepat. (putrid bersandar di bahu pangeran)
Putrid                  : aku merindukan ibu, kakak. Terkadang, aku tak dapat memejamkan matakau barang sebentar saja. Karena teringat ibu.
Pangeran             : sudahlah adikku, ibu sudah tenang disana. Walaupun dia tak di dunia ini lagi, namun, dia tetap dalam hati kita.
Raja                     :tenanglah anakku sayang. Jangan lah kalian ratapi ibu kalian. Itu akan membuatnya bersedih nak.
Putrid                  : aku sangat merindukan ibu, ayah.
Raja                     : ayah juga nak. Kalian tau nak, sekarang para tetuasudah menentukan siapa  yang akan menggantikan posisi ibu kalian.
Pangeran             : apa maksud ayah? Ayah akan menikah lagi?
Putrid                  : aku tak mau ibu yang lain ayah.
Raja                     : ayah mengerti nak. Ayah juga  tidak mau posisi ibumu tergantikan.
Putrid                  :lalu, apa ayah tetap akan menikah?
Raja                     : ini juga untuk kebaikan kalian nak. Kalian membutuhkan seorang ibu. Ayah yakin, para tetua tidak akan salah pilih nak.
Pangeran             : lalu siapa calon pengganti ibu itu ayah?
Raja                     :dia sudah pernah mampir ke sini nak. Dia adik ibumu. Ratu Selayang. Ayah rasa memang benar. Tidak aka nada calon yang lebih baik selain ratu selayang, untuk menggantikan ibumu nak.
Putrid                  : apa dia akan menyayangiku seperti ibu?
Raja                     : tentu nak. Tentu saja. Dia akan menyayangimu seperti ibumu menyayangimu.
(raja memeluk kedua putrinya. Lalu pelayan masuk)
Pelayan               : maaf tuanku raja, ratu selayang baru saja tiba. Apakah harus saya bawa kesini?
Raja                     : tidak usah. Aku akan menghampirinya. (raja berlalu bersama pelayan)
Pangeran             : adikku. Aku harap, ayah mengambil keputusan yang tepat .

*LAYAR TERTUTUP*
SCENE 4
Alkisah, akhirnya rajo mudo dan ratu selayang menikah. di taman istana, Ratu selayang, Rajo mudo, pangeran dan putrid sedang berkumpul. (putrid dan pangeran bermain petak umpet)
Rajo mudo          :Selayang, aku harus pergi ke negeri seberang untuk membicarakan mengenai pembelajaran para muda mudi di desa. Bisakah aku titipkan anak-anak kepadamu?
Ratu selayang    : tenag saja tuanku. Tentunya. Pasti akan ku jaga mereka. Mereka juga anak-anakku tuanku. Bukankah begitu?
Rajo mudo          : aku percaya padamu Selayang. Anakku, kemarilah, ada yang ingin ku katakan (pangeran dan putrid mendekat)
Pangeran             : ada apa ayah?
Rajo mudo          : ayah mu ini, akan pergi untuk sementara waktu anakku. Ada beberapa hal yang harus ayah selesaikan di negeri seberang. Kau sebagai putraku, calon penerus tahta ku, haruslah bisa menjaga adikmu. Kau mengrti nak?
Pangeran             : tentu ayah. Aku akan menjaga adikku ini.
Putrid                  : ayah jangan pergi terlalu lama yah.
Rajo mudo          : tentu ayah akan pulang cepat nak. Ayah akan merindukan kalian. Selama ayah pergi, ibu selayang akan menggantikan ayah. Jadi kalian harus menurut padanya. Kalian mengerti, nak?
Putrid                  : iya ayah.
*layar tertutup*
SCENE 5
(ratu selayang mengelus perutnya sambil bolak-balik)
Ratu selayang    : raja sedang pergi, dan dia tak tau, kalau aku sedang hamil.
(masih bolak-balik)
Setan                  : anakmu itu mungkin laki-laki. Apa kau mau anakmu menjadi pangeran yang terlantar? Karena semua kasih sayang rajo mudo sudah diberikan kepada kedua anak Ratu Gadi. (membisik ke fikiran Ratu Selayang)
Ratu Selayang    : yah, yah benar. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Anakku harus menjadi raja negeri ini.
Setan                  : itu benar. Kau arus menyingkirkan mereka. Kau harus menyingkirkan mereka.
Ratu selayang    : yah, aku akan menyingkirkan mereka. (tiba-tiba pangeran masuk,)
Pangeran             :apa yang ibu lakukan?
Ratu Selayang    : bukan urusanmu. Kenapa kamu kemari (marah)
Pangeran             : ibu, adikku lapar. Bolehkah aku meminta makanan? Ibu bilang, kami tak boleh makan jika ibu tak membolehkan. Sekarang adikku dan aku sudah sangat lapar ibu.
(Ratu selayang berfikir dan setan berbisik)
Setan                  : jangan diberikan. Jangan diberikan. Biarkan mereka kelaparan. (Ratu selayang tersenyum sinis)
Ratu selayang    : tidak ! kalian tidak boleh makan !
Pangeran             : tapi bu, kami sudah dari kemarin belum makan. Kami sudah sangat lapar bu.
Ratu selayang    : sudah ku bilang tidak ! bukankah ayah kalian sudah hbilang, kalau kalian harus menuruti ku ! sekarang aku bilang tidak ! maka kalian tiDak boleh makan ! mengerti !
Pangeran             : ibu, apa salah kami ibu? Tolong kasihani kami ibu. Kalau seperti ini terus, kami bisa sakit ibu.
Ratu selayang    : aku tidak peduli !pangeran,  kau itu calon Raja ! jadi kau harus merasakan penderitaan rakyatmu yang tak makan berhari-hari agar kau bisa menyayangi mereka !
Pangeran             : aku mengerti itu ibu. Tapi bukankah adikku tak harus ikut tak diberi makan ibu? Biarkanlah adikku makan ibu.
Ratu selayang    : sudah ku bilang tidak pangeran ! sekarang pergilah! Ajak saja adikmu main. Agar rasa lapar itu hilang.
Pangeran             : tapi ibu….
Ratu selayang    : sudah ku bilang, pergi !
(pangeran keluar)
Setan                  : bagus-bagus Selayang. Siksa terus mereka ! agar nanti anakmu bisa mendapat kekuasaan
Ratu selayang    : HAHAHAHAHAHAHAHa (tertawa sinis) iya.iya. aku akan terus menyiksa mereka ! hingga mereka pergi atau mati !
Ratu selayang    : (menglus perutnya) tenanglah anakku. Ibumu ini akan memberikan kekuasaan tertinggi negeri ini untukmu. Hahahhahahahaha.
*layar tertutup*
Scene 6
Pangeran             : kemana harus ku mencari makanan? Tak mungkin kubiarkan adikku kelaparan.
(bolak-balik)
Pangeran             : haruskah aku mengajak adikku keluar istana untuk mencari makanan?
                            Ah tidak, tidak, jika rakyat melihat kami mencari makanan di luar istana, mereka pasti akan bertanya pada kami. Dan melaporkan pada ibu ratu.
                            Kasihan adikku. Dia pasti sudah sangat lapar. (tiba-tiba terdengar suara ayam berkokok)
                            Yah, yah, itu.  (ia lalu mengambil seruas bumbung. Lalu pergi kea rah lain)
(putrid dan pelayan muncul dari arah lain)
Putrid                  : (memegang perutnya) oh kakakku, kemana kah engkau wahai kakak ku. Perutku sudah lapar kakak.
Pelayan               : sabarlah putri, mungkin pangeran sedang mencari makanan. Atau ditugaskan tuanku ratu untuk membuat makanan. Dia pasti membawa makanan untukmu, putrid.
Putrid                  : terima kasih. Perutku sangat lapar dayang. Mengapa ibu ratu begitu tega terhadap kami?
(pangeran datang sambil berlari dari arah yang berlawanan)
Pangeran             : rupanya kau disini adikku. Aku mencarimu kemana-mana.
Putrid                  : apa yang kau bawa kakak? Apa ibu mengizinkan kita untuk makan? (pangeran menunjukkan isi bumbungnya)
Pelayan               : tuanku pangeran, bukankah itu melukut(serpihan beras) dari tempat penumbukan padi ?
Pangeran             : benar pelayan. Aku terpaksa berbohong untuk mendapatkan ini. Aku katakana kepada para penumbuk padi, bahwa ini untuk ayamku.
Putrid                  :oh kakak, apakah ibu tak juga mengizinkan kita makan?
Pangeran             : tenanglah adikku. Ibu pasti melakukan ini untuk kebaikan kita. Agar kita bisa mengerti penderitaan rakyat kita diluar istana.
Pelayan               : oh pangeran, oh putrid, tak ku sangka, tuanku, bisa merasakan makanan rakyat jelata seperti ini. Maafkan aku tak mampu melayani tuanku dengan sepantasnya. Tuanku, bolehkah aku menyelinap masuk ke dapur istana? Akan ku ambil makanan yang sepantasnya untukmu tuanku.
Putrid                  : dia benar kakak. Izinkanlah dia kakak.
Pangeran             : tidak adikku. Apa kau tak mau makan melukut ini adikku? Ini adalah hasil kerja kerasku. Bagaimana pun, kita harus menuruti perkataan ibu ratu, karna itu adalah titah ayah. Dan mengambil makanan secara diam-diam, itu sama saja dengan mencuri adikku. Terima kasih atas tawaranmu pelayan.
Putrid                  :baiklah kakak, perutku sudahlah sangat lapar, baiklah kita makan kakak. Bukankah kau juga lapar?
Pangeran             : baiknya kita makan ini juga adikku, sebagai pelengkap melukut kita (dikeluarkannya buah puar dan bunga dadap)
Putrid                  : bukankah ini nasi dan kulit ikan kakak? Darimana kau dapatkan ini? Bukankah kau bilang kita tak boleh mencuri?
Pangeran             :ini bukan nasi dan kulit ikan adikku. Ini buah puar dan bunga dadap adikku. Makanlah ini agar kita semakin kenyang.
pElayan               : oh tuanku, baiknya saya pergi, tak sanggup aku melihat tuanku semenderita ini. (pelayan pun pergi sambil menunduk)
putrid                  : oh kakak, seandainya ibu masih ada, tentunya kita tak akan sengsara seperti ini.
Pangeran             : tenang lah adikku, makanlah ini, dan janganlah menangis.
Putrid                  : oh kakak, aku merindukan ibuku . (berkata sambil melahap makananya)
Pangeran             : aku juga adikku. Kita bersabar saja adikku. Tentu ini aka nada hikmahnya.
(tiba-tiba, Ratu Selayang masuk diiringi setan)
Setan                  : (berbisik pada Ratu Selayang) lihatlah mereka, mereka mencoba melawan perintahmu! (Ratu Selayang marah)(Setan tersenyum Sinis)
Ratu Selayang    : apa yang kalian makan!
Putrid                  : ibu,,ibu ratu,, (putrid berlindung di balik kakaknya)
Pangeran             : ini tak seperti yang ibu pikirkan.
Ratu selayang    : beraninya kelian melanggar perintahku ! dan pangeran, tak pantaslah kau menjadi raja negeri ini !
Pangeran             :oh ibu, ini bukanlah yang seperti ibu fikirkan. Aku berani bersumpah ibu.
Ratu Selayang    :Dasar pangeran pencuri!
Putrid                  : kakak ku bukanlah pencuri ibu. (masih bersembunyi dibelakang kakaknya)
Ratu Selayang    :Diam kau putrid! Kalian berdua memang kakak beradik pencuri !
Pangeran             : kami tidak mencuri ibu.
Ratu Selayang    : dari mana kau bisa dapatkan nasi dan kulit ikan ini, kalau tidak dari mencuri!
Setan                  : (berbisik pada Ratu Selayang) ini kesempatanmu untuk menghukum mereka. Buat pangeran membunuh putrid. lalu katakan lah pada raja. Tentu pangeran akan diusir. Dan putra dalam kandunganmu akan menjadi raja. (Ratu selayang mengangkat dagu dengan sinis)
Putrid                  : oh ibu, ini bukanlah nasi dan kulit ikan. Kami tidak mencuri ibu,
Ratu Selayang    : apa kalian kira aku ini buta? Tidak bisa melihat apa yang ada didepanku. Kalian harus dihukum sesuai hukum kerajaan.,
Pangeran             : silahkan hukum aku ibu. Tapi jangan hukum adikku,
Putrid                  : tidak ibu, hukum aku saja. Karna akulah kakakku mencari makanan.
Ratu Selayang    :tentu saja kalian berdua akan dihukum ! Barang siapa yang mencuri sebutir beras, maka satu jarinya akan dipotong.
Pangeran             : (berlutut) oh ibu, kami berani bersumpah tidak mencuri)
Ratu selayang    : (tidak memperdulikan permohonan pangeran) salah satu dari kalian harus mati! Istana ini tidak memerlukan orang yang hanya bisa mencoreng nama baik keluarga raja !
Pangeran             :oh ibu, mengapa kau tega menjatuhkan hukuman itu.
Putrid                  : kasihanilah kami ibu ratu.
Ratu selayang    :karna kau calon raja, maka aku akan membiarkanmu hidup. Sekarang tusuklah adikmu. (mengeluarkan pisau dari lipatan kainnya)
Pangeran             :oh tidak ibu, jangan lakukan itu bu.
Putrid                  : ampuni kami ibu. Kami tak akan mengulangi hal ini lagi. Ampuni kami ibu.
Ratu Selayang    :Bunuh dia sekarang ! atau aku akan mengatakan pada seluruh negeri bahwa calon raja mereka adalah seorang pencuri. Tentunya, ayahmu sendiri yang akan mengeksekusi kamu pangeran. Betapa hancur hatinya saat tau hal itu !
Setan                  : (berbisik pada pangeran) bunuh saja. Bunuh saja. ! bukankah kau harus menjadi raja? Untuk apa kau punya adik yang hanya menyusahkanmu. Ayo, bunuh saja.
Ratu SElayang   : tunggu apa lagi kau pangeran? Cepat bunuh adikmu!
(pangeran mengangkat pisau)(pelayan masuk terkejut. Lalu menjatuhkan nampan bawaannya. Sehingga membuat perhatian teralih padanya sambil berbicara)
Pelayan               : Tidak tuanku (berlari kearah Ratu dan bersujud) jangan lakukan ini tuanku. Saya, saya yang salah tuanku. Saya yang memberikan makanan tuanku. Hukum saya saja tuanku.
Putrid                  :oh pelayan (menangis)
Ratu Selayang    : baiklah, pangeran, berikan pisau itu pada pelayanmu ini. Dan bunuh lah dirimu sendiri pelayan ! (pangeran menurunkan pisau)
Pangeran             : (memberikan pisau pada pelayan) maafkan aku pelayan. Maafkan aku.
Pelayan               :ketahuilah tuanku ratu, pangeran dan putrid memiliki karakter yang baik. Aku tak merasa mati sia-sia meski telah mengorbankan diri untuk mereka.
Ratu Selayang    : tak usah banyak bicara kamu ! cepat lakukan !
(pelayan mengangkat pisau, dan menusukkan pisau ke perutnya)
Ratu Selayang    : bagus-bagus. HAHAHHAHAHAHHA(tertawa sinis, lalu pergi meninggalkan mereka)
(setan menari-nari mengikuti Ratu Selayang)
Putrid                  : oh pelayan, begitu besar pengorbananmu untuk kami. Maafkan aku pelayan. Membuatmu merasakan hal ini.
Pelayan               : tak apa tuanku putrid. berjanjilah, kalian akan hidup bahagia.
Pangeran             : oh, pelayan, aku berjanji, tak akan melupakan jasamu ini pelayan. (pelayan mati)
Putrid                  : oh kakak, harus ada berapa kematian lagi kah yang akan terjadi?
Pangeran             : sabarlah adikku, oh teganya ibu kita.
Putrid                  : kakak, apakah salah kita dikehidupan lalu? Sehingga mendapat celaka seperti ini?
Pangeran             : (bersyair) Entak-entak bumbung seruas
                            Meninggilah batu amparan gading
                            Mak dan bapak buruk makan
                            Kami hendak pulang ke pintu langit
                            Biji puar di sangka nasi
                            Bunga dadap di sangka kulit ikan
                            Kami dituduh maling makan.
Entak-entak bumbung seruas
                            Meninggilah batu amparan gading
                            Mak dan bapak buruk makan
                            Kami hendak pulang ke pintu langit
                            Biji puar di sangka nasi
                            Bunga dadap di sangka kulit ikan
                            Kami dituduh maling makan.
Entak-entak bumbung seruas
                            Meninggilah batu amparan gading
                            Mak dan bapak buruk makan
                            Kami hendak pulang ke pintu langit
                            Biji puar di sangka nasi
                            Bunga dadap di sangka kulit ikan
                            Kami dituduh maling makan.
(mereka akhirnya tertidur ditempat itu)
*layar tertutup*
SCENE 7
(pangeran terbangun dari tidurnya. Tidak dilihat olehnya mayat Pelayan. Dia berada entah dimana)
Pangeran             : (bangun) oh, dimanakah jenazah pelayanku itu? Aku belum menguburkannya? Oh, kenapa aku disini? Tempat apa ini (ia melihat kea rah adiknya, lalu menbangunkannya) oh, adikku, bangunlah adikku, dan lihatlah kita ada dimana.
Putrid                  : (terbangun) oh kakak, dimanakah kita sekarang kakak? (melihat kea rah sampingnya) oh kakak, dimanakah jenazah pelayan baik hati itu? Apakah kau telah menguburkannya?
Pangeran             :tidak adikku. Aku pun tak tau kita dimana, dan aku juga tidak tau kemana jenazah pelayan itu.
Putrid                  : lalu apa yang harus kita lakukan kan?
Pangeran             : bangunlah adikku. Mari kita telusuri jalan ini.
(mereka bangun dan ingin berjalan. Ratu Gadi)
Ratu Gadi           : oh anak-anakku, ingin kemanakah kalian?
Putrid                  : (berlari kearah ibunya) oh ibu, apakah ini mimpi? Aku sangat merindukanmu ibu.
Pangeran             : kami mengalami hal-hal buruk ibu. Ibu tiri kami sangat kejam.
Ratu Gadi           : maafkan aku nakku. Aku telah membuatmu susah anakku. Aku pun menyesal, telah meninggalkan kalian secepat ini.
Putrid                  : oh ibu, aku ingin ikut denganmu. Aku tak ingin kembali ke istana lagi ibu.
Pangeran             ; aku pun juga ibu. Aku akan ikut denganmu.
Ratu Gadi           : tunggulah disini anak-anakku, aka nada yang menjemputmu.
*layar tertutup*
SCENE 8
Pangeran             : (terbangun) oh, dimana diriku berada? Ini tempat seperti mimpiku bertemu dengan ibu. Oh, adikku, bangunlah, dan lihatlah dimana kita,.
Putrid                  : kakak, dimana kah kita? Dimana ibu? Bukankah tadi ia bersama kita?
Pangeran             : itu hanya mimpi adikku. Kita harus tau, kita ada dimana sekarang.
Putrid                  : tunggu kakak, kalau ini nyata, dimana jenazah pelayan kita itu kak?
Pangeran             : entah lah dik, aku pun tak tau. Aku pun menyesal, tak bisa menguburkannya dengan layak. (pangeran berdiri dikuti adiknya)
(kakek tua masuk)
Putrid                  : lalu akan keman kita kak?
Pangeran             : kita ikuti saja jalan ini dik.
Kakek tua           : amu kemana kalian nak?
Pangeran             : kalau saya tau, siapakah kakek ini?
Kakek tua           : aku hanya pejalan kaki. Siapa kalian ini? Mengapa sampai tiba di negeri terlarang?
Pangeran             : apa itu negeri terlarang  kakek? Saya pangeran Ba’es dan ini adik saya Putri Serindang khayalan dari tanah rejang.
Kakek tua           : bukankah kalian kakak beradik yang hilang?
Putrid                  : apa maksud kakek?
Kakek tua           : semua penduduk tau, kalian adalah kakak beradik yang hilang. Atk disangka kalian tiba disini.
Pangeran             : akmi hanya tertidur di taman istana, tak disangka kami tiba disini,
Kakek tua           : ibu kalian lah yang mengat=ntar kalian kemari, kelak suatu hari, kalian akan berkumpul disini. Duduklah disini. Dan tunggulah waktunya hingga kalian bisa berkumpul disini. Dan jangan pergi selangkahpun dari sini.
Putrid                  : lalu, bagaiman kami bisa makan nanti kakek?
Kakek tua           : apa yang kalian inginkan, tinggal kalian sebutkan.
Pangeran             : tidakkah kakek berbohong pada kami?
Kakek tua           : aku bukanlah ibu tiri kalian yang berupa manis.
*layar tertutup*
SCENE 9
Di istana
Raja muda          : oh anakku, kemanakah kau pergi anakku? Mengapa begitu tega kau meninggalkan ayahmu sendiri.
Rajo mudo          : on anakku, apa yang bisa ku lakukan, tanpa kalian disisiku. Apa yang terjadi pada kalian selama aku pergi?  Anak-anakku. (terduduk dan menunduk)
(kakek tua masuk)
Kakek tua           : oh, tuanku rajo mudo yang maha bijaksana, apa yang kau risaukan?
Rajo Mudo          : oh, kau kakek tua, aku menunggu anakku pulang,
Kakek tua           : mereka tak akan pulang tuanku. Mereka sudah dijemput ibu mereka.
Rajo mudo          : apa meksudmu kakek tua? Ibu mereka sudah meninggal
Kakek tua           : Entak-entak bumbung seruas
                            Meninggilah batu amparan gading
                            Mak dan bapak buruk makan
                            Kami hendak pulang ke pintu langit
                            Biji puar di sangka nasi
                            Bunga dadap di sangka kulit ikan
Rajo mudo          : apa itu kakek tua?
Kakek tua           : jangan percaya pada Ratu Selayang, tuanku yang bijaksana. (lalu pergi tak menghiraukan panggilan raja)
Rajo mudo          : kakek tua ! kakek tua !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar