found Your self with your brain

Sabtu, 20 Agustus 2011

tes materi SJHC angkatan 22

kemarin, tepatnya hari jum'at 19 agustus 2011, KPA SJHC, yang merupakan KPA tertua di Kabupaten Rejang Lebong melaksanakan tes materi tahap 1 bagi para calon anggota KPA SJHC angkatan 22
tes materi tersebut dihadiri oleh 16 calon anggota KPA SJHC angkatan 22, senior angkatan 21 dan 20, lalu senior alumni dari angkatan 17,18, &19.

tes materi yang dimulai pada pukul 14.00 ini, diisi oleh berbagai kegiatan yang dapat menguji kekompakan para anggota.
anggota dibagi menjadi 4 kelompok, yang nantinya akan mengisi 4 pos.
pos pertama ialah pos materi dasar yang diisi oleh Lusi Agnesia & Eka dari angkatan 21 dan purnama canaka serta ferly rivaldi dari angkatan 20

pos kedua ialah pos gunung hutan yang diisi oleh Kenny Alvita dan Juriko Fatah.C dari angkatan 20

pos ketiga ialah pos sejarah yang diisi oleh Yuda Wahyu Hidayat, Novrianto & Marwani Destia Rizki dari angkatan 20


selanjutnya pos ke4 ialah pos materi secara umum yang diisi oleh Mila Andani, Renda Putri H.S & M.Nabil dari angkatan 20

setelah semua pos dilewati oleh peserta ujian, maka ada 2 pos tambahan yaitu pos alumni I & II. dimana disana mereka mendapatkan pengarahan dari para senior alumni yang tentunya memiliki banyak pengalaman.



setelah pengarahan, tak lengkap rasanya, bila hari itu hanya diisi dengan materi2 saja. maka, pada akhir pengarahan dari senior, maka dilakukanlah permainan



sebagai penutup rangkaian acara, dilaksanakan upacara penutupan, yang disertai laporan dari para pemegang pos



akhirnya, hari yang indah itu berakhir dengan senyuman, pukul 17.45, acara itu berakhir :)








Kamis, 18 Agustus 2011

nilai budaya

saya tinggal disuatu daerah disebuah provinsi, bisa dibilang, daerah saya, termasuk daerah terpencil jika dibandingkan dengan wilayah/daerah metropolitan laiinya. nama daerah itu ialah rejang lebong. suatu kabupaten yang terletak di bengkulu. secara umum, biasany, didaerah kecil tempat saya tinggal, tentu nilai budayanya akan terjaga dengan baik, semua masyarakat akan tau bagaimana daerahnya tumbuh dan berkembang. meskipun, terdapat banyak penduduk pendatang yang baru bermukim disana. saya fikir juga, masyarakat tentu bisa mempertahankan nilai budaya yang telah mengakar didaerahnya, namun itu hanya bertahan sementara, meskipun adat istiadat, dialeg daerah diajarkan di sekolah, terdapat acara-acara adat yang sangat mendukung pertumbuhan budaya. globalisasi telah mengikis semuanya.
bahkan, dari penelitian dengan 145 orang sebagai sample, dari berbagai usia, yang saya tanyakan, hanya 10% nya saja yang tau sejarah &tempat2 bersejarah yang ada didaerah ini.
bagaimana jika yang ditanyakan ialah adat istiadatnya yang ditanya? mungkin hanya orang2 yang bekerja di BMA (Balai Musyawarah Adat) yang tau, atau bahkan orang yang sudah benar2 tua, lalu bagaimana daerah ini jadinya, jika orang2 yang notaben ny sudah tua itu sudah tiada? dimana adat istiadat ini? bagaimana sebuah daerah berkembang tanpa tau adat istiadat, sejarah, dan kisahnya?